Produksi kerajinan batik di Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), terkendala hujan. Para perajin harus menambah waktu pengeringan karena panas matahari tidak maksimal.
Salah seorang perajin batik di Desa Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja, Dudi, 40, mengatakan pesanan yang seharusnya selesai sepekan, waktunya menjadi bertambah sampai dua pekan akibat kurangnya sinar matahari. "Hujan yang terus menerus berdampak pada pewarnaan kain batik menjadi lama. Sebab, untuk melakukan pewarnaan dibutuhkan pengeringan. Kalau hujan, pewarnaan sampai pengeringan tidak dapat dilakukan," jelas Dudi, Selasa (10/1).
Ia menjelaskan, untuk menyelesaikan pesanan 10 lembar kain batik kini ia membutuhkan waktu minimal dua pekan. Padahal dalam kondisi cuaca panas, pesanan sebanyak itu bisa diselesaikan dalam waktu satu pekan. "Biasanya pesanan batik memerlukan variasai warna macam-macam. Padahal, kalau untuk pewarnaan yang cerah sangat bergantung pada sinar matahari," katanya.
Perajin lainnya, Heru Santosa, 45, mengatakan cuaca hujan hanya mempengaruhi produksi batik pesanan karena ia harus memenuhi target waktu. Sedangkan untuk produksi di luar pesanan tidak terpengaruh cuaca. "Setiap bulan kami bisa memproduksi 1.500 hingga 2.000 potong kain batik dengan harga minimal Rp80 ribu. Produksi itu umumnya untuk pasar di sejumlah kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan beberapa kota kecil," tambahnya. http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/10/290493/289/101/Musim-Hujan-Perpanjang-Waktu-Produksi-Batik